TERAPI EPO

Syarat : Status besi cukup

1. Terapi EPO Fase Koreksi :
Tujuan :
Untuk mengoreksi anemia renal sampai target Hb / Ht tercapai
a. Pada umumnya mulai dengan 2000 – 4000 UI subcutan, 2 – 3 X seminggu selama 4 minggu.
b. Target respon yang diharapkan : Hb naik 1 – 2 g/dL dalam 4 minggu atau Ht naik 2 – 4 % dalam 2 – 4 minggu.
c. Pantau Hb, Ht tiap 4 minggu
d. Bila target respon tercapai : pertahankan dosis EPO sampai target Hb tercapai ( > 10 g/dL ).
e. Bila target respon belum tercapai naikkan dosis 50 %.
f. Bila Hb naik > 2,5 g/dL atau Ht naik > 8 % dalam 4 minggu turunkan dosis 25 %.
g. Pemantauan status besi :
Selama terapi EPO pantau status besi, berikan suplemen sesuai dengan pantauan terapi besi.
2. Terapi EPO Fase Pemeliharaan
a. Dilakukan bila target Hb sudah tercapai ( > 10 g/dL ).
Dosis : 2 atau 1 kali 2000 IU / minggu
Pantau Hb dan Ht setiap bulan
Periksa status besi setiap 3 bulan.
b. Bila dengan terapi pemeliharaan Hb mencapai > 12 g/dL ( dan status besi cukup ) maka dosis EPO diturunkan 25 %.
3. Terapi Besi Fase Pemeliharaan
a. Tujuan :
Menjaga kecukupan persediaan besi untuk eritropoisis selama terapi EPO.
b. Target Terapi :
Feritin serum > 100 µg/L – 20 % – 500 g/L atau saturasi tranferin > 40 %, suplementasi besi dihentikan selama 3 bulan.
g. Bila pemeriksaan ulang setelah 3 bulan feritin serum < 500 µg / L dan saturasi tranferin < 40 %, suplementasi besi dapat dilanjutkan kembali dengan dosis 1/3 – ½ sebelumnya.

Catatan :
– Karena berat badan rata – rata pasien HD di Indonesia 50 – 60 kg maka dosis 80 – 150 IU /kgBB/minggu setara dengan 2000 – 4000 IU / kali HD
– Pemberian EPO subcutan dapat dilakukan dapat dilakukan sebelum, saat atau setelah HD selesai.

Sumber :
PERNEFRI. Konsensus : Manajemen Anemia Pada Pasien Gagal ginjal Kronik. Jakarta. 2001

Tinggalkan komentar